Jalan Gajahmada Terancam “Runtuh”: Wabup Kediri Gerak Cepat Sikapi Kerusakan Akibat Truk ODOL dan Krisis Sampah Liar
![]() |
| Foto : Truk odol bebas lewat jalan gajah Mada |
Kediri, MediaSINDO.NET
Ruas Jalan Gajahmada yang membentang di Desa Karangrejo dan Desa Kwadungan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, kini memasuki fase kritis. Intensitas lalu lintas truk Over Dimension Over Load (ODOL) yang mencapai puluhan hingga ratusan unit per hari menjadikan jalan tersebut “sekarat”. Infrastruktur retak, aktivitas warga terganggu, dan problem lingkungan semakin tak terkendali. Situasi ini menempatkan Jalan Gajahmada dalam status darurat infrastruktur.
Setiap hari, masyarakat dipaksa menghadapi debu pekat yang beterbangan, suara mesin truk yang memekakkan, serta jalan yang berubah menjadi licin dan berbahaya saat hujan turun. Jalan yang dulunya menjadi jalur vital ekonomi kini berubah menjadi titik rawan kecelakaan akibat pecahnya lapisan aspal dan lubang-lubang besar yang terus bertambah.
![]() |
| Foto : truk odol bawa muatan tanah galian |
Ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp, Wakil Bupati Kediri, Dewi Maria Ulfa, mengapresiasi laporan masyarakat dan memastikan tindak lanjut segera.
“Akan kami tindak lanjuti,” ujarnya singkat.
Meski ringkas, pernyataan Wabup tersebut memberi sinyal kuat bahwa persoalan ODOL dan kerusakan jalan telah memasuki radar kebijakan tingkat daerah, sebuah pesan politik bahwa pemerintah tidak tinggal diam menghadapi potensi kerugian APBD akibat beban overloading.
Kepala Desa Kwadungan, Abdul Khamid, menegaskan bahwa kerusakan terjadi di sejumlah titik strategis yang membahayakan pengguna jalan.
“Mohon diperbaiki karena sangat membahayakan pengguna jalan dan mohon kendaraan (truk) yang overload ditertibkan,” ujarnya.
![]() |
| Foto : jalan Gajahmada menjadi rusak dan berlubang |
Secara ekonomi, keberadaan ODOL membuat umur jalan menyusut drastis dan menambah beban fiskal pemerintah daerah. Kerusakan semacam ini berpotensi menyebabkan pemborosan anggaran jika tidak disertai penindakan tegas terhadap penyebab utamanya.
Selain kerusakan jalan, tumpukan sampah liar menjamur di sepanjang Jalan Gajahmada, terutama di wilayah Desa Karangrejo. Sekretaris Desa Karangrejo, Fajar Lutfi, menyampaikan bahwa tindakan pembuangan sampah dilakukan oleh oknum pengendara yang melintas.
“Biasanya dilakukan malam hari. Warga Karangrejo sudah memakai TPS desa. Sampah-sampah itu dari pengguna jalan, bukan warga kami,” jelasnya.
Walaupun pemerintah desa telah memasang banner imbauan, belum ada satu pun pelaku yang tertangkap basah. Pengurangan jumlah sampah memang terjadi, namun akar masalah berupa perilaku pembuang liar masih belum teratasi. (RD)




Posting Komentar