Kadiknas Kabupaten Kediri Membuka kegiatan tahunan “Kala Senja di Bumi Panjalu” Di Gedung Museum Dan Kesenian
![]() |
| Foto : Kadiknas Kabupaten Kediri Membuka kegiatan tahunan “Kala Senja di Bumi Panjalu” Di Gedung Museum Dan Kesenian |
MediaSINDO.Net – Kediri.
Di tengah derasnya arus modernisasi, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito, kembali mengingatkan pentingnya pendidikan moral dan karakter bagi generasi muda.
Pesan itu disampaikan melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Mokhamat Muhsin, saat membuka kegiatan tahunan “Kala Senja di Bumi Panjalu” yang digelar di Gedung Museum dan Kesenian, kompleks Kantor Satpol PP Kabupaten Kediri, Jumat (24/10/2025).
Acara yang menampilkan Kentrung Kreasi Modern tersebut menjadi ruang ekspresi bagi para guru serta ajang pelestarian budaya lokal. Seluruh tenaga pendidik mulai dari PAUD, TK, SD hingga SMP se-Kabupaten Kediri terlibat aktif dalam kegiatan yang menggabungkan nilai tradisi dengan kreativitas modern.
Dalam sambutannya, Muhsin menyampaikan pesan tegas dari Bupati Mas Dhito agar para guru tidak hanya berfokus pada aspek akademik, namun juga menanamkan nilai moral dan karakter luhur kepada para peserta didik.
“Kerusakan fisik yang dialami Kantor Pemkab akibat kerusuhan beberapa waktu lalu masih bisa diperbaiki. Namun, kerusakan moral tidak akan mudah diperbaiki,” ucap Muhsin, mengutip pesan Bupati.
Menurut Mas Dhito, pendidikan sejati bukan sekadar transfer ilmu pengetahuan, melainkan pembentukan watak dan kepribadian. Guru dituntut menjadi sosok teladan, penyemai nilai kejujuran, empati, dan tanggung jawab di tengah krisis moral yang melanda generasi muda.
“Guru harus menjadi teladan. Pendidikan bukan hanya soal ilmu, tapi soal jiwa, kesabaran, dan keikhlasan dalam membentuk manusia berkarakter,” pesan Mas Dhito dalam kesempatan tersebut.
Kegiatan “Kala Senja di Bumi Panjalu” menghadirkan penampilan utama drama musikal bertajuk “Bathara Guru, Dewi Songgolangit Mencari Jodoh”, yang mengangkat legenda klasik dari Kerajaan Kediri.
Melalui kisah tersebut, tersirat pesan tentang kebijaksanaan, keberanian, dan pengabdian, nilai-nilai yang sangat relevan dengan dunia pendidikan masa kini.
Kentrung sebagai seni tutur tradisional, menurut Mas Dhito, adalah media efektif menanamkan pesan moral secara halus dan menyentuh. “Seni tradisi seperti kentrung bukan sekadar hiburan, tapi cermin nilai-nilai luhur yang perlu diwariskan kepada anak-anak kita,” imbuhnya.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Kepala Satpol PP Kabupaten Kediri, Kepala Dinas Kominfo, serta perwakilan Forkopimda, yang bersama-sama menunjukkan dukungan terhadap upaya pelestarian seni budaya dan penguatan karakter di lingkungan pendidikan.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Kediri menegaskan komitmennya dalam membangun pendidikan berbasis budaya dan moral, sebagai benteng utama dalam menjaga jati diri bangsa di tengah gempuran globalisasi.
Kala senja di Bumi Panjalu bukan sekadar perayaan seni, tetapi juga momentum refleksi bagi insan pendidikan.
Bahwa kemajuan daerah tidak hanya diukur dari infrastruktur yang megah, melainkan juga dari karakter dan moral generasi penerusnya.
Seperti pesan Mas Dhito yang menggema di setiap bait kentrung sore itu:
“Fisik bisa diperbaiki, tapi rusaknya karakter—tak semudah itu.”
(RD)

Posting Komentar